Ketika Amplopku Dalam Dilema
Amplop...?
ini maksudnya apa yaa...apakah ini ada urusannya dengan suap menyuap
yang seperti sering kita lihat di televisi...? ooh bukan. hmm,kita
inikan sebagai mahluk sosial yang juga berosialisasi dengan lingkungan
sekitar kita entah itu tetangga, sahabat, kerabat, keluarga suami,
keluarga istri, teman kantor dll, seiring bertambah waktu makin banyak
orang yang kita kenal, baik kenal dekat atau sepintas saja.
Sudah
menjadi sesuatu yang umum berlaku dalam masyarakat kita, kalau ada
apa-apa mesti diramein [hajatan], dengan mengundang banyak orang, dari
anak baru lahir, sunatan, kawinan atau apalah. nah tidak dapat
terhindarkan undangan-undangan hajatan yang paling sering saya terima
adalah undangan sunatan dan kawinan, setiap akhir pekan pasti ada,
normalnya sih satu sampai dua undangan tapi kadang-kadang juga bisa
sampai empat atau lima sekaligus dalam seminggu.
Dalam
tradisi masyarakat jawa ada istilah hari baik bulan baik, kalau tempat
saya ini nggak ada , jadi sepanjang tahun hajar aja, Dan saat menjelang
bulan puasa atau sesudah lebaran serta setelah musim haji jangan
ditanya dua bulan sebelumnya undangan-undangan sudah pada berdatangan,
saat-saat inilah beban puncak amplop-amplop minta diisi.
Saya
ini termasuk orang yang sangat menghargai pertemanan, bagi saya dengan
menghadiri undangan dari orang yang telah mengundang merupakan sebuah
sarana untuk menjalin silaturahmi, sebisa mungkin saya datang kecuali
memang ada hal2 tak terduga.
Tapi
masalahnya, kitakan tidak sekedar datang saja ada sesuatu yang menyertai
yaitu "amplop" yang sudah dimasukin isinya, jangan amplop kosong malu
ntar. kalau bulan masih penuh sih mungkin tidak masalah ya, tapi kalau
bulan sudah separoh atau sudah genting menjadi bulan sabit, disaat yang
sama undangan tak kompromi dan yang mengundang keluarga dekat atau deman
dekat , nah gimana tuh apa nggak pusing nih.
Pola
saya selama ini sih saya pilah-pilah dulu undangan dari siapa saja yang
wajib saya dahulukan, bukan melihat dari status sosialnya ya bagi saya
semua sama. kalau yang mengundang baru pertama kali saya mewajibkan diri
untuk datang, masalah isi amplop saya sudah punya standar sendiri
dengan nilai sepantasnya,kalau untuk undangan dari keluarga dekat atau
sahabat yang sangat dekat nilai kepantasannya beda lagi.
Kemudian
kalau yang mengundang sudah keseringan, misal sudah tiga kali nikahin
anak saya pilih rehat dulu dan lebih mengutamakan yang baru pertama
kali, Tapi kalau yang mengundang tetangga dekat, keluarga dekat, sahabat
dekat nah...biar sudah berkali-kalipun saya wajib hadir. Masalahnya ya
amplop itu isinya gimana, mana BBM sudah naik, harga karet anjlok, harga
kopi anjlok, harga sembako melangit, dolar tinggi... ya udah deh gak
usah dipikirin ,percaya aja selalu ada rezeki. Bagaimana dengan anda...?
Salam
melu pusing ahhhhhh.....
BalasHapus