Kenapa Saya Melarang Anak Ikut Mapala ?
Kemarin dari pemberitaan media lokal, tiga orang pelajar smk dari
Kabupaten Pali, meninggal dunia tersambar petir saat berada di puncak
Bukit Besar, Lahat Saat kejadian cuaca buruk, hujan disertai petir.
Ketiga korban berada diluar tenda untuk memperbaiki posisi tenda,
sementara keempat temannya yang selamat ada didalam tenda. (Sumber berita
@Sriwijaya post)
Yang mamah sebutkan itu gak ada tantangan.
Tantangan apa yang mau kamu taklukkan?
Yaa..Menaklukkan diri sendirilah mah...
***
Bukit besar
terletak didesa tanjung beringin kecamatan merapi Lahat, Bukit ini
posisinya berhadap -hadapan dengan Bukit serelo atau lebih dikenal
dengan sebutan bukit jempol, keduanya memang merupakan destinasi wisata
yang eksotis di kabupaten Lahat, kedua lokasi itu juga menjadi tujuan
bagi para pencinta alam..
Kita tahu
berita semacam ini bukanlah kali ini saja terjadi. Sudah banyak media
-media memberitakan kejadian serupa diberbagai tempat di Indonesia.
***
Flash
back, saat tujuh tahun lalu. anak sulung saya minta izin buat ikut
Mapala dikampusnya, dari papah izin keluar tanpa hambatan, nah mamah
lansung kenceng mengeluarkan larangan, ujung-ujung nya beradu argumen
mak dan anak. Akhirnya mamah mengalah karena anaknya didukung
papah...hue hue
Mamah ngomel
Kenapa
sih mesti ikut mapala, kenapa gak ngeband aja ? kenapa gak basket atau
futsal, kamukan jago? atau bola aja sekalian ? etc...etc.
Anaknya beralasanYang mamah sebutkan itu gak ada tantangan.
Tantangan apa yang mau kamu taklukkan?
Yaa..Menaklukkan diri sendirilah mah...
Memangnya untuk menaklukkan diri sendiri itu harus ke gunung, kebukit, kehutan, panjat tebing, arung jeram ??
Akhirnya mamah ngomel lagi..ahhayy***
Begitulah,
mencoba untuk memahami keinginanan anak, sambil terus menerus
mengingatkan untuk selalu berhati hati, dan berupaya menepis rasa
kekhawatiran yang berlebihan.
Akhirnya
setelah manjalani Diklatsar , resmilah dia menjadi anggota mapala.sudah
bisa ditebak mulai jumat sore sampai minggu dia nggak pulang, demikian
juga saat liburan semester, berbagai kegiatan diikuti, sampai suatu saat
anak saya harus bedrest karena sakit yang lumayan serius, masih dalam
masa pemulihan eh sudah minta izin untuk naik...welehh, kali ini
terpaksa benar-benar tidak kasih izin.
Seiring
waktu, mungkin karena kesibukan akhirnya dia berhenti
sendiri....alhamdulillah. Kenapa saya lega dia stop? Orang tua mana sih
yang tidak khawatir, saat malam tahu anaknya berada dihutan, cuaca
buruk, tak bisa dihubungi karena tidak ada sinyal. Soal digigit nyamuk,
kalajengking atau pacet (baca lintah) ini mah kecil banget, bagaimana
kalau yang keluar harimau ?. lega dan bersyukur saat dia pulang tanpa
kurang apa-apa.
Rasa khawatir bukan karena terlalu over protect sama anak, tetapi ada hal lain yang hanya bisa dirasakan oleh para orang tua.
Bagi
saya kegiatan pecinta alam semacam mapala ini, bukanlah sesuatu yang
negatif, Kegiatan Mapala bertujuan baik, banyak hal hal positif yang
dapat diambil tetutama bagi anak muda dan mahasiswa yang menyukai
tantangan dan gemar berpetualang.
Kegiatan
ini bukan hanya melatih mental dan fisik, tetapi juga ada hal lain yang
lebih dari itu, menanamkan rasa kesetiakawanan,loyalitas, sikap berani
dan bertanggung jawab, kecintaan pada alam semesta, rasa syukur dan
bagaimana caranya meredam ego untuk mengendalikan diri sendiri,
sejatinya menumbuhkan sikap positif yang harus di aplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari.
Sikap positif
saya rasakan pada anak saya, tidak sia sia dia ikut Mapala dikampusnya,
paling tidak sikap berani dan tegas nampak dalam dirinya. Bagii kalian
pecinta alam bergabunglah dengan organisasi resmi semacam Mapala ini,
karena ketika kalian pengen naik gunung, tidak bisa serta merta pergi
begitu saja tanpa ada pemandu, tanpa tahu prosedur yang harus dipahami
dan semua harus diperhitungkan secara matang, intinya adalah
perencanaan, terorganisir dan terkontrol.
Saya
tidak paham bagaimana standar prosedur bagi kegiatan pencinta alam ini,
tapi menurut saya sikap waspada dan hati-hati turut menjadi kunci,
segala macam aturan dan prosedur harus dipatuhi untuk meminimalisir
sesuatu yang buruk yang akan terjadi terutama bagi pemula.
Mengekspresikan
diri lewat kecintaan pada alam adalah sesuatu yang luar biasa, tapi
janganlah terlalu berlebihan, gairah dan gejolak muda memang terkadang
susah dikendalikan. Alam bukan untuk ditaklukkan, tapi untuk dipahami.
Mengertilah
dengan perasaan orang tua kalian dan jangan sekali-kali berbohong untuk
mengmenuhi hasrat kalian, berangkatlah dengan izin dan restu orang tua,
yakinkan mereka bahwa kalian akan selalu menjaga diri. Selalu berhati
hati dan patuhilah segala ketentuan.
*****
Komentar
Posting Komentar